Perhaps Simplicity Is (part of) My Life
Bagiku kehidupan dunia ini sekadar perjalanan yang harus dilakoni sesaat karena walau bagaimanapun kita akan kembali ke alam yang kekal abadi dan untuk selamanya. Kenapa kok tiba-tiba ku menulis hal seperti ini, ya aku hanya sekedar meluahkan pemikiran yang aku fikirkan saat ini juga.
Kembali ke persoalan kehidupan mungkin jika diterawang lebih jauh kehidupan kita ini bagaikan sedang berlayar di samudera lepas, kadang badai menguncang, kadang kilat menyambar, serta kadang juga angin taufan menerjang, namun adakalanya juga lautan yang kita lalui ini tenang dan damai disinari hangatnya sinar mentari dengan hembusan angin sepoy-sepoy meniup basah ke sekujur tubuh menambah damainya suasana hati.
Begitulah kehiduan di dunia ini, kita tidak bisa lepas dari yang namanya persoalan, dugaan, rintangan, cabaran atau ujian yang selalalu menghadang meskipun disebalik itu semua memiliki makna dan ibrah yang bisa kita petik. Semakin banyak hidup kita didera dugaan, ujian, rintangan, dan cabaran dan kita bisa bertahan serta sanggup melewatinya dengan hati yang tenang dan penuh kebijakan maka semakin bijak dan dewasa lah kita dalam memandang dan menjalani kahidupan dunia sementara ini.
Kadang aku sering mendengar ungkapan "hidup ini cuma sekali maka menafaatkanlah sebaik-baiknya". Aku sebenarnya mempunyai dua pendapat atas persoalan ini yakni setuju dan juga tak setuju. Wah kalu begitu artinya aku plin-plan dalam berpendapat sehingga bisa setuju dan tidak setuju. Persoalannya bukan karena plin-plannya tapi karena aku memang melihat pendapat ini dari dua sisi yang berbeda.
Aku setuju kalau hidup ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tapi dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendapatkan keredhaan Tuhan bukan sebaliknya. Lalu apa contohnya? kita harus terus berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa hidup lebih baik di dunia ini baik dari segi rohani dan juga materi tapi kita juga tak boleh melupakan kehidupan yang akan datang sehingga membuat kita lalai untuk mencari bekal untuk hidup di alam sana. Aku juga setuju bahwa hidup ini memang sekali tapi, (ya ada tapinya) untuk di dunia ini saja memang benar hanya sekali sedangkan di alam sana kita akan terus hidup untuk selamanya.
Aku tak setuju jika dikatakan bahwa hidup ini sekali (titik) saja dan juga ku tak setuju jika kehidupan di dunia ini hanya dimanfaatkan sebaik-baiknya hanya untuk kesenangan duniawi semata, kenapa karena sesungguhnya ada kehidupan sesudah dunia dan itu kekal abadi.
Kenapa aku percaya ada kehidupan setelah dunia, apakah ini hanya sekedar doktrin semata dari agama yang aku anut?
Jawabanya bisa ya dan juga bisa tidak.
Ya agamaku memang mengajarkan bahwa ada kehidupan lain sesudah dunia ini yakni kehidupan yang kekal dan abadi dan keadaan kita hidup disana tergantung amalan kita ketika hidup di dunia ini, jika baik akan membawa ke surga dan buruk akan membawa ke neraka. Aku percaya hal ini sepenuh hati karena aku memang meyakini kebenaran agamaku.
Bisa juga tidak, maksudnya aku meyakini ada kehidupan lain sesudah dunia ini bukan semata dari doktrin agama yang ku anut tapi dari logika, pemikiran yang mendalam akan arti kehidupan, dan melihat bukti bahwa hidup manusia ini cuma sesaat sehingga muncul di benakku pertanyaan yang mendasari logikaku untuk menjawabnya. Kenapa manusia dan seluruh makhluk ini diciptakan kalau memang hanya hidup sesaat saja, bukankah Sang Pencipta menciptakan alam dan isinya ini untuk dimanfaatkan makhluknya. Lalu ke mana mereka yang sudah tiada di dunia ini? Kadang ku berpfikir mungkin di sinilah letak dari kelamahan otak manusia yang hanya memiliki pengetahuan bagai setetes air di tengah samudera.
Menurut pemahamanku bukankah manusia tidak hanya terdiri dari raga saja melainkan juga kita memiliki jiwa, seperti apa itu jiwa apakah berwarna hijau, merah kuning, atau seperti kacang goreng? Kenapa tidak tampak?
Pertanyaan seprti ini adalah logis namun kita juga harus bertanya kenapa kita bisa berbicara dan berkata-kata dalam hati tanpa ada orang lain yang dapat mendengarkan omongan kita? Kenapa kita bisa melakukan hal itu jika kita ini hanya sekedar raga saja.
Sebenarnya itulah jiwa kita yang sedang berkata.
Seperti halnya kita bisa merasakan sedih, marah, bahagia, kesal, damai, tenteram serta munculnya intuisi, kreatifitas, naluri serta hasrat di sinilah pembuktian bahawa kita memang memiliki jiwa. Ingat wujud dari suatu zat itu tidak selamanya bisa di indera oleh panca indera kita dan tidak selalu bisa berwujud secara fisik. Apa kita pernah melihat angin, melihat bunyi, meraba suara, melihat listrik? yang kita tahu cuma gejala dan akibat yang ditimbulkannya saja. jadi jangan pernah mencoba untuk berfikir bahwa kehidupan ini hanya fisik semata.
Pertanyaan lain yang muncul akibatnya adalah, Kemana jiwa kita setelah raga kita ditinggalkan apa melayang-layang saja tanpa arah?
Jawabnya tentu saja tidak dan ketika itulah jiwa kita akan pergi ketempat baru tempat yang kekal kembali kepada Sang Pencipta. Ini semua merupakan murni hasil pemikiran logika tanpa doktrin melainkan berdasarakan apa yang kupikirkan.
Lalu untuk apa kita hidup berlebih-lebihan di dunia ini? Pertanyaan ini tergantung kepada kita masing-masing. Aku sendiri memang inginnya hidup yang baik dengan segala kemewahanya, segala punya dari mulai rumah mewah, kendaraan mewah, ketenaran dan kebanggaan serta mempunyai seluruh kemewahan dan kemegahan dunia. Tapi hingga saat ini meski aku sudah berusaha sebisa mungkin toh aku tetap masih seperti ini, hidup dengan segala kekurangan dan segala keterbatasannya. Aku sebenarnya yakin mungkin masih ada yang kurang dengan usaha yang ku lakukan. Ya aku memang belum memaksimalkan seluruh sumber daya yang kumiliki sehingga hidup aku masih seperti ini juga. Namun pada akhirnya aku bahkan lebih menyadari bahwa kesederhanaan juga kadang membawa kedamain, dan hingga detik ini dengan keehidupan sederhana yang kujalani aku masih merasakan kedamaian hidup, aku merasakan kesederhanaan hidup yang kujalani rupanya masih bagian dari hidupku.
Kebahagiaan bisa ada di rumah mewah, kebahagiaan juga bisa muncul di gubuk reyot (baca juga postingan aku tentang kebahagiaan di sini). Kesedihan adap pada orang miskin namun kesedihan juga bisa muncul pada orang kaya. Cukup adilkan? (it is fair for me)
Aku tak mau mengeluh pada manusia karena manusia bukan tempat untuk mengeluh, aku hanya ingin mengeluh kepada Yang Mempunyaiku dan Penggenggam seluruh alam semesta ini. Seandainyapun kemewahan bukan bagian dari hidupku biarlah kesederhanaan bisa membahagiakanku dan dapat mendidikku menjadi manusia yang lebih tegar, dewasa dan siap menghadapi kehidupan yang akan datang dengan terus berusaha menegamalkan ungkapan "hidup ini cuma sekali maka menafaatkanlah sebaik-baiknya" dengan versi aku sendiri tentunya.
so, simplicity is (being) part of my life .
1 komentar:
INFO BENGKULU BISNIS
Bisnis terbaru di Bengkulu.
Halal,mudah,murah dan terpecaya..
Raih kesempatan memiliki gaji di atas 100 juta dan mobil baru hanya dalam 8 bulan.Pelajari dan Daftar segera>>
BEBAS FINANSIAL EXPRESS
Masukkan Kode Undangan = und2008 dan UserID saya = herowind
- Kesempatan TERBATAS -Hanya untuk 4 orangsaja.
GARANSI 1TAHUN UANG KEMBALI..!!
Info selengkapnya>>
BENGKULU BISNIS
Posting Komentar