Google

Welcome, Selamat datang , Marhaban, Wilujeng sumping, Sugeng rawuh. Thank you, Terima kasih, Jazakallah, Haturnuhun, Maturnuwun. SEV PASCAL .

Kamis, Agustus 28, 2008

Korban Kesurupan Terus Berjatuhan Penampakan Wanita Muda Lagi Bersedih


Kamis, 28-Agustus-2008, 13:26:30




MUKOMUKO – Korban kesurupan di Mukomuko terus berjatuhan. Pada hari ketiga kemarin, tercatat sebanyak tujuh lagi siswi SMAN 1 MMU yang terkapar kesurupan. Mereka adalah Mia Febrianti, Des Maniar, Veni Novianti, Apri Yusnita, Fenti, Nola dan Dwi Yulia Yunarsih. Ketujuh siswi itu duduk di bangku kelas X.


Mulanya suasana di SMAN 1 MMU tetap terlihat kondusif dan ramai oleh siswa dan siswi. Bahkan proses belajar mengajar berlangsung seperti hari-hari biasa. Namun ketika jarum jam menunjuk angka 11.25 WIB, terdengar ada suara siswi yang menjerit hingga mengagetkan siswa lainnya.

Ternyata jeritan itu keluar dari mulut Mia Febrianti. Ia kesurupan karena tubuhnya dimasuki roh halus. Sontak seluruh siswa berhamburan keluar dari ruangan. Ada yang berupaya menolong korban. Juga ada yang langsung kabur pulang ke rumah masing-masing.
Suasana semakin mencekam, ketika jeritan histeris siswa di sekolah itu saling sahut-menyahut hingga terjatuh korban sebanyak tujuh orang. Guru dan siswa lainnya berupaya mengangkat para korban ke musala sekolah. Meskipun dimasukkan dalam musala, namun roh halus itu tetap saja tidak mau keluar dari para tubuh korban.

Guru SMAN 1 diperbantu oleh salah seorang orang pintar di daerah itu Ali Ibni, S.Ag berupaya memberi bantuan. Dengan berbagai doa, akhirnya korban kesurupan bisa kembali ke rumahnya masing-masing.
Sayangnya korban Dwi Yuli Yunarsih, terpaksa lebih lama bertahan di musala. Pasalnya, Dwi mengalami kesurupan lebih dari 1 jam. Tak heran Ali Ibni dan guru-guru SMAN 1 menjadi panik. Dwi sempat ngoceh menyebutkan dirinya seorang puteri. ''Pangeran, tolong lepaskan puteri,'' kata Dwi berteriak.

Ada cerita menarik yang patut kita simak. Sebelum siswi SMAN 1 mengalami kesurupan massal, ada berbagai keanehan di sekolah itu. Pada Minggu malam (24/08), penjaga sekolah SMAN 1 bernama Zul, sempat melihat seorang perempuan berambut panjang. Perempuan itu duduk di tengah kegelapan tepatnya di atas podium pembina upacara yang ada di pinggir lapangan upacara. Perempuan misterius itu duduk mengenakan pakaian serba hitam, dengan kepala tertunduk seperti orang yang sedang bersedih. Paginya, keanehan kembali terjadi yakni saat siswa SMAN 1 ingin mengibarkan bendara saat upacara, malah bendera tersebut tidak bisa dinaikkan.

''Kami juga heran, pada Senin (25/08) bendera yang dikibarkan oleh siswa tidak mau naik hingga ke puncak tiang. Padahal tidak ada tali bendera yang nyangkut. Makanya kami berupaya secepatnya menggelar doa tolak bala di sekolah ini. Tapi kami kesulitan mencari persyaratannya seperti ayam hitam gagak dan kambing warna kuning. Binatang seperti itu, biasanya kalau dicari malah susah. Tapi kalau tidak kita cari, cukup banyak kita temui,'' ujar Kepala SMAN 1 MMU, Fauzi Kartono, S.Pd.

Diceritakan Fauzi, banyak siswi yang masuk ruangan bulu badannya langsung merinding. Anehnya lagi, dari tujuh korban kesurupan kemarin, ada yang bertingkah aneh yakitu Mia Febrianti. Ia sibuk menari-nari. Tak heran, rekannya yang lain melihat tingkah korban terpukau dan ada juga yang tertawa geli. Siswi yang banyak kesurupan adalah siswi yang duduk di kelas X/5 di SMAN 1.

Menurut para guru di sekolah ini, khusus ruangan kelas X/5 itu beberapa bulan lalu di atas pelafonnya sempat bersarang burung hantu.

''Saya juga heran, kok roh halus itu sasarannya para siswi saja. Sementara siswa (laki-laki) tak satupun kesurupan. Mayoritas siswi yang kesurupan itu mengaku seorang puteri. Entah dari mana roh yang mengaku seorang puteri ini, sampai sekarang masih menjadi teka teki bagi kami. Kalau saran dari orang pintar, hanya menyuruh menggelar doa tolak bala saja,'' tandasnya.

Uji Ilmu Hitam

Sementara itu menurut analisa ahli ilmu hitam dari daerah Sungai Ipuh, kesurupan yang terjadi di Mukomuko merupakan ulah dukun baru. Maksudnya, ada orang yang sedang baru belajar menggali ilmu hitam. Selanjutnya ia coba-coba melepasnya atau mengirim ilmu itu pada orang lain. Hanya saja, sang pengirim tak terarah sehingga nyasar ke mana-mana dan siswalah yang jadi korbannya.

“Daerah sungai Ipuh--kini jadi Kecamatan Selagan Raya, juga pernah marak korban kesurupan seperti itu sekitar tahun 1986 hingga awal tahun 1990. Kami orang mudik, menamakannya Sijundai. Ilmu itu biasanya memang dikirim pada wanita muda. Dulu tujuan awalnya ilmu itu untuk menggagalkan pernikahan seseorang.

Namun kini sering disalahgunakan. Soalnya, pemegang ilmu itu juga banyak anak muda. Sehingga kurang terkontrol dan menggunakannya seenaknya saja,” ujar pria yang telah malangmelintang di alam gaib ini minta namanya tak ditulis. (civ)

Referensi: RakyatBengkuluOnline

Tidak ada komentar:

Recent Coments