Google

Welcome, Selamat datang , Marhaban, Wilujeng sumping, Sugeng rawuh. Thank you, Terima kasih, Jazakallah, Haturnuhun, Maturnuwun. SEV PASCAL .

Jumat, Februari 01, 2008

Menjadi CPNS Dengan Cara Apa?

Lagi-lagi bicara fakta, aku ingin sedikit cerita atas mental masyarkat kita dewasa ini dari segi suap menyuap, sogok menyogok, dan hal seprti itu lainnya. Di sini di kota di mana aku beraktifitas sehari-hari ketika lahan kehidupan pada sektor ekonomi terbatas,ketika jumlah penganggiuran kerah putih semakin banyak, ketika orang enggan menjadi pekerja kasar karena alasan pendidikannya dan karena di sini tak ada pabrik atau sektor sejenis yang dapat menampung tenaga kerja yang dari tahun ke tahun semakin meningkat menyebabkan sektor pemerintahan dalam hal ini lowongan untuk menjadi PNS atau Pegawai Ngeri Sipil semakin di minati saja. Hal ini wajar memang mengingat sektor swasta di sinipun belum dapat memberikan banyak kontribusi dalam menyerap jumlah tenaga kerja, diperparah mental masyarakat yang berpikiran bahwa menjadi pegawai negeri adalah pekerjaan enteng dan memberikan kepastian meskipun gaji yang di diapat tidak besar. Ibaratnya biar kecil tapi pasti mengalir dan jika pinjam uang ke Bank masih dapat dipercaya karena ada agunan SK alias surat keterangan sebagai PNS.


Tetapi persoalan yang mendasar adalah untuk menjadi abdi negara ini sudah menjadi rahasia umum (kalau aku boleh bilang begitu) untuk menyiapkan sejumlah uang sebagai duit sogok agar diterima atau setidaknya mempunyai channel atau link di kalangan atas. Dan rumornya percaya atau tidak meskipun aku tak berani bilang 100 persen ya mungkin antara 70% yang sogok+ AMPI ada 30% yang murni dan memang berhak menjadi PNS karena kemampuan dan pendidikannya atau ibaratnya menjadi penutup kejelekkan dengan kebenaran. Tapi yang aku soroti di sini adalah tentang sogokkan dan AMPI yang sesunggunnya terjadi bukan hanya pada penerimaan CPNS saja tapi juga pada banyak sektor lain, semoga aku tak menjadikan ini sebagai suatu fitnah, karena fitnah itu berlaku jika aku "menunjuk hidung" individu tertentu atau nama tertentu. Aku di sini hanya berusaha agar kita semua dapat berfikir postif serta dapat mengambil "ibrah" atau perenungan dari tulisan aku ini. Tapi jika ada yang merasa tentulah itu hanya anda dan Tuhan saja yang tahu...

Sudah sejak lama istilah AMPI dan Duit sogok ini meluas apabila menghadapi test penerimaan CPNS. Sebelum aku cerita mengenai apa itu AMI dan Duit sogok ada baiknya jika aku sedikit memberikan keterangan dari sudut padang mana aku bicara agar lebih realistis. Ya aku berusaha bicara dengan objektif dan tak ingin terlibat di dalamnya atau menjadi bagian yang dibicarakan dan aku juga tdiak merasa bahwa apa yang kubicarakan adalah kebenaran mutlak sebab kebenaran mutlak hanya milik Tuhan semata, sehingga apa yang kutulis di sini adalah pemikiran objektif aku selaku rakyat kecil yang tak memilki uang banyak dan juga tak punya sanak saudara yang menjadi pejabat, tetapi tetap dalam kerangka logika dan menjunjung tinggi etika kebeneran.

Menjelang penerimaan CPNS, seperti yang diungkapkan seseorang pada aku yang mennginginkan agar anaknya lulus CPNS dia rela menyiapak uang sejumlah lebih dari 30 juta hany untuk meluluskan jalan agar anaknya diterima atau lulus, maka diapun kasak-kusuk mencari orang yang bisa memberikan kemudahan atau akses agar anaknya lulus dan setelah ketemu dengan orang yang dimaksud maka diapun mulai tawar menawar harga sogokkan.
Sebagai informasi di sini nilai uang sogok untuk menjadi PNS dari lulusan S1 adalah sekitar 65 juta dan lulusan SMA sekitar 40 juta rupiah. Sebenarnya kenapa orang rela memberikan uang sebesar itu yang notabene itu bukan jumlah uang yang sedikit (untuk ukuran aku) sementara apabila luluspun untuk dapat mengembalikan uang sebesar itu perlu waktu yang cukup lama dan juga bergantung pula pada kondisi ekonomi dia saat sebelum menjadi PNS. Sebagai gambaran untuk S1/sarjana apabila dia sudah menjadi PNS maka gaji yang dia dapat untuk ukuran sekarang ini adalah sekitar Rp. 1.600.OOO,- dan selama masih menjadi CPNS adalah 80% dari gaji pokok dan ini berlaku sekitar 1 sampai 2 tahun sebelum benar-benar diangkat menjadi PNS. Taruhlah dia sudah menjadi PNs maka untuk dapat mengembalikan duit sogokan yang telah dia keluarkan sebanyak Rp 65.000.000 adalah dengan melakukan perhitungan lamanya waktu dia mengumpulkan duit dari hasil gajinya. dalam hal ini seluruh gaji totalnya dianggap disimpan untuk mengganti uang sogokkan sehingga perhitungannya adalah:
1.600.000x12bulanx.....tahun=65.000.000
atau dengan dengan variabel maka ---->(1.600.000x 12)xn=65.000.000
---------------------------->19.200.000n=65.000.000
maka n=65.000.000/19.200.000=3.3854166666666666666666666666667 tahun
atau dengan pembulatan 3.4 tahun. Ya waktu yang cukup lama untuk ukuran aku.
nah yang menjadi persoalan adalah waktu 3.4 tahu tersebut adalah waktu mutlak yang artinya dengan gaji yang konstan segitu diapun tak mendapatkan gaji sepeserpun dari gajinya karena seluruhnya disimpan untuk mengembalikan duit sogokkan. Ini adalah hal yang sangat sulit dilakukan terutama oleh PNS yang memang dasar ekonomi awalnya tidak mencukupi. Waktu pengembalian selama 3.4 tahun ini hanya bisa berlaku untuk PNS yang kehidupan sebelumnya lumayan mapan dalam artian mungkin salah satu pihak mempunyai penghasila lain, jika istrinya yang menjadi PNS maka suaminya mempunyai penghasilan lain untuk menghidupi keluarga dan begitu sebaliknya, atau mungkin juga bergantung kepada orangtuanya atu bisinis lain. Namun apabila ternyata pNS tersebut hanya mengandalkan dari gajinya semata maka ini adalah hal yang sulit untuk mengembalikan duit sebanyak itu hanya dalam jangka waktu 3.4 tahun. Nah di sinilah perosalan baru justru muncul, akibat dia merasa telah banyak berkorban untuk menjadi PNS maka diapun akan cenderung berpikir bagaimana mengembalikan uang yang telah dikeluarkan tersebut secepat mungkin dan seefisien mungkin sehingga kalu bisa tanpa mengurangi gaji yang diterimanya.Adalah hal yang lumrah orang berfikir demikian sebab jarang ada yang mau berkorbansia-sia (there is no free lunch kata orang kulonnya) maka diapun mungkin bisa saja melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak pantas dilakukan oleh seorang abdi negara seperti melakukan korupsi. Kata korupsi di sini mengacu kepada banyak hal. Bisa korupsi yang sesungguhnya dan bisa juga korupsi waktu dalam artian dia akan berusaha mencari pendapatan lain dengan cara melakukan usaha lain pada jam dinas agar uang yang telah dikeluarkannya itu bisa kembali.

Bicara mengenai AMPI yang dalam hal ini merupakan sebeuah bentuk dari kolusi yang entah kenapa ini seakan menjadi bagian dari masyarkat kita. AMPI di sini adalah akronim dari Anak Menantu,Ponakan dan Ipar/Istri yang menjadi skala prioritas utama seorang yang memegang amanah (pejabat) dalam memudahkan dan bahkan memperlancar AMPINYA itu untuk menjadi PNS. Kenapa ini bisa terjadi? sebenarnya ini hal yang wajar mengingat setiap orang ingin agar sanak saudara atau keturunannya mendapatkan kemudahan dalam khidupan mereka, hal ini juga bisa dipengaruhi oleh rasa sayang, cinta dan kepedulian terhadap keluarga dan tentu tidak salah jika memang AMPInya itu memilki kemampuan yang sesuai dan kapabilitas dan memang lulus murni. Tetapi akan tidak wajar apabila sesungguhnya AMPInya itu sebetulnya tidak kapabel dan tidak layak dia mendapatkan hak tersebut.
Misalnya Si A adalah istri dari pejabatB yang memang mempunya akses mudah dalam menenentukan kelulusan seseorang menjadi PNS, maka diapun dengan mudahnya meluluskan istrinya itu meskipun sesungguhnya istrinya itu tidak layak lulus baik dari segi intelegensi maupun skill. Ternyata kelulusannya ini merupakan kelulusan hasil menggeser orang yang nilainya cukup tinggi dan memang memiliki kapabilitas untuk mendapatkan posisinya itu namun sayangnya dia tak mempunyai duit untuk sogokkan dan juga tak mempunya sanak saudara yang menjadi pejabat. Nah jadilah dalam hal
ini istri pejabat dan pejabat tersebut ini menzalimi orang tadi dan secara tidak langsung memakan hak orang lain hanya karena kewenangan yang dimiliki suaminya meskipun mungkin orang yang dizaliminya itu tidak tahu menahu.

Bicara mengenai hukum, ya kalau hukum dunia itu adalah lumrah orang sering lepas dari jeratannya karena hukum dunia ini kadang bisa dipermainkan. Dan sesungguhnya hukum dunia ini tak mutlak sama sekali. Kenapa kok bicara hukum apa kaitannya? Ya meskipun aku orang yang awam hukum tapi aku juga belum mendengar ornag yang menjadi pNS akibat nyogok kena jerat hukum atau memang tak ada pasalnya kali ya? namun apabila bicara hukum agama yang merupakan hukum mutlak pemberian Tuhan sedikit banyak aku pernah mendengar seorang ustad yang ditanya mengenai halal haramnya duit gaji PNS hasil dari nyogok. Menurutnya ada 2 hal yang menjadi landasan halal-haramnya yakni:
1. Apabila dia memang kapabel dan layak serta nilainya memang pantas menjadi PNS tetapi setelah lulus dia dimintai uang sogokkan meskipun dia akhirnya memberikannya karena posisi PNS tadi memang layak namun mungkin terpaksa agar dia tidak tergusur oleh orang lain maka gaji yang didapatnya halal ;
2. Apabila dia dia memang tak mempunya kapabilitas atau mungkin nilainya kecil dan tak layak menjadi PNS karena kemampuannya itu tapi dia bisa lulus atas bantuan sogokan dan atau karena AMPI pejabat maka duit yang didapatnya adalah HARAM.Dan dosanya sudah barang tentu akan berlipat jika ternyata dia mnggusur orang lain yang memang lebih berhak darinya. "Wallahu alam bishawab"

Nah sekarang yang menjadi pertanyaan bagi siap saja yang tergolong ke dalam kelompok kedua khususnya bagi anda yang muslim apakah kita mau memberi makan keluaraga (anak,istri) dengan uang haram/ ingat apa yang mereka makan tentu akan menjadi darah daging yang membentuk keperibadian dan watak mereka juga. Apakah kita ingin keluarga kita menjadi pendosa atas apa yang kita lakukan. Naudzubillahimindzalik. Semoga Allah memberikan rezki yang lebih baik bagi kita umumnya dan aku khsusunya agar terhindar dari azab Allah yang sangat pedih.

8 komentar:

Herman mengatakan...

sudah 6 tahun berturut-turut orang tuaku meminta supaya aku mau ikut tes PNS. Sayang-sayang sama ijazah katanya, sementara orang lain yang ijazahnya biasa saja berebut mendaftar CPNS sedang aku sendiri emoh. Terbersit juga untuk pulang ke Bengkulu, kalau memang belum bisa langsung buka usaha dagang yang mapan, barangkali gaji dari PNS bisa memenuhi kebutuhan minimal untuk keluarga.

Kalau masalah sogok menyogok, ya itu tergantung tingkat keimanan orangnya. Kalau masih punya iman yang kuat, tentunya tidak akan berpikir 100 kali untuk tidak mengeluarkan uang sogokan itu. Tapi itu di Bengkulu, ya ampuuuuunnnnn... betapa sombongnya orang yang jadi PNS itu. Except u, probably.

Anonim mengatakan...

Setelah saya membaca blog anda ini, saya kaget juga... Ternyata hare gene masih ada juga ya sogok menyogok untuk jadi PNS... Dan saya jadi bersyukur Alhamdulillah karena saya menjadi CPNS sekarang ini tidak mengeluarkan uang sepeser pun... Palingan cuma beli materai aja 6000 perak... Jujur aja ya, padahal jadi PNS itu kan gajinya kecil, dicemooh pula sama masyarakat banyak... Saya yang murni jadi PNS aja masih suka merasa dicemooh... Jadi untuk apa ya orang2 itu membayar uang sejumlah 65 juta hanya untuk jadi PNS??? Mendingan juga duitnya buat beli mobil aja deh tuh lumayan kan...

||Blog's Admin.™|| mengatakan...

terima kasih atas komennya dan saya sependapat dengan anda semua

HERUWIN (ERWIN) mengatakan...

Buang keinginan menjadi PNS dengan gaji uang sendiri atau Sogokan..

ADA Bisnis terbaru di Bengkulu.
Halal,mudah,murah dan terpecaya,di dukung system online dan offline..
Raih kesempatan memiliki gaji/bulan di atas 100 juta dan motor dan mobil baru hanya dalam 8 bulan.Pelajari dan Daftar segera>>
BEBAS FINANSIAL EXPRESS
Masukkan Kode Undangan = und2008 dan
UserID saya = herowind
- Kesempatan TERBATAS Hanya untuk 4 orangsaja.
GARANSI 1 TAHUN UANG KEMBALI..!!
Anda juga dapat bergabung di BEBAS FINANSIAL REGULER
Info selengkapnya>>
BENGKULU BISNIS

MARI KITA MENJADI LEADER DI WILAYAH MASING-MASING..
KITA BISA JIKA BERPIKIR BISA..!!

meike mengatakan...

yah begitulah Bengkulu... sekian tahun mengabdi tapi tetap aja disuruh menyogok.. ironis memang, tapi biarlah.. Allah pasti punya cara lain untuk mempertemukan hamba2Nya dengan rezekinya...

Anonim mengatakan...

fenomena sogok menyogok itu penyakit nasional. saya tinggal di jawa dan sumatra kebanyakan kasus seperti itu. bahkan seorang sepupu saya pernah cerita hal ini pun diketahui pusat dan juga mendagri (tapi semuanya dibuat sehalus mungkin biar gak ketahuan). saya tanya2 teman yg ada di sulawesi dan kalimantan juga gitu. semua mana ada buktinya, gak ada yg pake kwitansi, transferpun ke rekening orang lain (bukan pejabat). Bahkan kalau anda gak ada jurusan nya juga bisa diusulin sampai ke pusat.
ya gitu lah indonesia

SDN Slorok 01 Doko mengatakan...

alkhamdulillah setelah membaca pendapat anda hati ini menjadi tenang dikarenakan saya sendiri yang berijazah pendidikan mau jd PNS saja kalah sama orang2 berduit..... tapi diri ini hanya bisa berjuang dalam kejujuran dan pasarah memperoleh hasilnya

denzhi mengatakan...

astagfirullah haladzim, semoga kita diberikan kekuatan iman dan islam agar dijauhkan dari segala kesesatan godaan setan amin.. sekalian saya mau berbagi pengalaman, dijaman yg susah ini mencari uang/pekerjaan susah. lalu saya googling dan menemukan solusi mendapat uang dgn mudah. saya praktekan dan alhamdulilah berhasil. hanya dgn mengikuti survey online, lalu setiap qta dsurvey dibayar. hanya dlm waktu sepuluh menit saya sudah dbayar $25. awalnya saya pikir ini scam/penipuan, tpi setelah saya redeem kerekening paypal saya ternyata benar terkirim. ini linknya semoga bermanfaat http://www.AWSurveys.com/HomeMain.cfm?RefiD=denzhi dan untuk rekening paypalnya bisa membuat di paypal.com gratis. semoga bermanfaat

Recent Coments