Google

Welcome, Selamat datang , Marhaban, Wilujeng sumping, Sugeng rawuh. Thank you, Terima kasih, Jazakallah, Haturnuhun, Maturnuwun. SEV PASCAL .

Sabtu, Mei 09, 2009

SEBUAH OPINI


Aku dihadapkan pada dua persoalan yang susah-susah mudah, mudah-mudahan ada pendapat lain dari pengunjung blog ini selain pendapat aku sendiri. Setuju, tidak setuju, atau ada pendapat lain? ya silahkan

begini persoalannya:

  1. IDEALANYA SEORANG ANAK ITU LAHIR DARI CINTA KASIH SUAMI ISTRI TETAPI BAGAIMANA DENGAN ANAK YANG LAHIR DARI HASIL PERKOSAAN.
  2. CINTA ITU LUMRAHNYA ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN TETAPI BAGAIMANA DENGAN CINTA ANTARA SESAMA JENIS SEPERTI LAKI-LAKI DENGAN LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN DENGAN PEREMPUAN.

Dan di bawah ini merupakan tanggapanku

  1. Pada hakikatnya seperti apa yang diutarakan oleh john lock seorang pakar pendidikan inggris, beliau mengatakan bahwa sesungguhnya seorang anak itu ibarat kertas putih, maka speerti apa nantinya itu tergantung dari pada siapa dan apa yang dituliskan padan kertas itu yang maksudnya bahwa kelahiran seorang anak baik itu dari hasil perkosaan, hamil di luar nikah atau pun hasil pernikahan resmi seorang anak yang baru lahir ibarat kaset kosong yang siap direkamkan apa saja padanya. Dia tidak berdaya, dia tidak berdosa karena anak tersebut sesungguhnya tak pernah meminta untuk dilahrikan ke dunia terlebih lagi jika dia terlahir dari orang tua yang bermasalah. Maka dalam kasus ini saya sendiri melihatnya ke pada dua segi, satu kepada kondisi si anak yang dilahirkan dan pada kondisi si ibu yang melahirkan. Dari sudut si anak yang dilahirkan saya berpendapat bahwa apapun yang terjadi jika memang dia sudah lahir ke dunia maka orang tuanya dalam hal ini ibunya (si ayah sudah barang tentu tak akan mau peduli), tetap bertanggung jawab untuk menghidupi, memberikan kasih sayang dan memperlakukannya sebagaimana perlakuan seorang ibu pada anaknya karena sudah disinggung di awal bahwa anak itu tetap tak bersalah. Tapi saya sendiri memahami bahwa walau bagaimanapun juga seorang ibu yang melahirkan anak dari hasil perkosaan sudah barang tentu akan sangat memiliki beban yang tak terhingga baik itu beban mental maupun psikis yang harus dihadapi baik dari lingkungan sekitar maupun beban atas masa depannya. Biasanya mereka kebanyakan enggan menerima anak hasil perkosaan bahkan ada kecenderungan membencinya. Tak jarang pula wanita yang telah diperkosa mengalami trauma yang berkepanjangan seperti fobia terhadapa laki-laki dan tak sedikit juga yang ingin mengakhiri hidupnya akibat beratnya beban yang dihadapinya.
  2. Bicara mengenai cinta sudah pasti tak kan ada habisnya, cinta memang lumrah dan alamiah bagi makhluk bernyawa karena baik disadari ataupun tidak cinta adalah kurnia Tuhan yang terindah yang diberikan dari mulai zaman Adam dan Hawa hingga pada kita anak cucunya, namun cinta yang disebutkan diatas adalah cinta alamiah yang tidak bertentangan dengan norma agama, sosial masyarakat dan adat budaya, Namun apabila cinta sudah disalahkprahkan maka yang timbul pada akhirnya adalah kerusakan dan kehancuran. Cinta sesama jenis (dalam hal ini cinta birahi) adalah sangat tidak berdasar serta melawan hukum agama dan norma karena cinta seperti ini bukan cinta kodrati yang digariskan oleh Tuhan pada manusia. Tuhan memang memberikan cinta yang berdasarkan birahi kepada manusia karena Tuhan ingin agar manusia dapat mempertahankan spesiesnya di permukaan bumi ini, agar manusia bisa beregenarsi dan beranak cucu hingga akhir dunia dan ini hanya bisa terjadi jika cinta tersebut adalah cinta yang kodrati antara manusia yang berlainan jenis, antara wanita dan pria sehingga dengan ikatan pernikahan yang sah mereka akan mendapatkan keturunan dan kehidupan yang tenteram dan tenang dalam mengharungi kehidupannya yang sesaat hingga mereka mendapatkan penerus-penerusnya untuk terus berupaya dan berusaha di dunia ini. Banyak kisah buruk dewasa ini yang terjadi akibat cinta sesama jenis baik itu oleh kaum homo atau gay maupun lesbi. Yang paling menyita perhatian kita akhir-akhir ini adalah kisah cintanya si Ryan Tukang Jagal Dari Jombang. kita tentu tahu dan mengikuti perkembangannya. sekali lagi saya ingin mengajak kita untuk merenung bahwa sesungguhnya Tuhan menciptakan makhluknya berpasangan agar saling mengisi maka ikutilah naluri alamiah kita yang telah digariskan oleh tuhan bukan oleh hawa nafsu semata agar kita senantiasa mendapat ridho dan kebahagiaan di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Recent Coments